8/31/2012

3.5/5 stars -- Terang Bulan Terang di Kali - Cerita Keliling Jakarta

Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:S.M Ardan
Pernah mendengar tentang dokumentasi kehidupan? Biasanya dokumentasi kehidupan dalam bentuk tulisan, diungkapkan dengan gaya featurette. Nah, beda dengan S.M Ardan, anak Betawi kelahiran Medan, 2 Februari 1923 (wafar 16 Nov 2006) ini, beliau mendokumentasikan kehidupan masyarakat Betawi era 70-80-an dengan gaya fiksi alias cerpen.

Karya fiksi memang tidak akan lepas dari kenyataan, seperti yang diungkapkan oleh Gabriel-Garcia Marquez. Dan cerpen-cerpen S.M Ardan ini juga menampilkan realita yang dijalani masyarakat Betawi kala itu. Seperti kisah para tukang becak yang kebanyakan diceritakan dalam kumcer ini. Ada Jiman yang pulang membecak dengan hati dongkol karena uang yang didapatkannya sedikit. Suasana hatinya makin enggak karuan, karena saat pulang ke rumah, si Icem, istrinya tidak meninggalkan makanan. [Pulang Pesta]

Ada pula kisah Patmah yang bahagia, karena suaminya, Kosim baru keluar dari penjara. Namun, dalam kegembiraannya masih ada ketakutan dalam hatinya bahwa Kosim akan kembali nyolong lagi [Belum Selesai]. Yang unik, ada pada cerpen Rekaman, ditulis di Kwitang tanggal 17 Agustus 1954. S.M Ardan menggambarkan keadaan masyarakat pada saat pidato Kemerdekaan bung Karno disiarkan di radio. Coba simak paragraf berikut :

"Ketika orang berbondong-bondong menuju tempat perayaan Proklamasi, aku lihat tukang daging sudah mulai menawarkan dagangannya. Bagi murid sekolah dan para pekerja hari ini adalah hari libur. Namun, makan tidak kenal hari libur. Juga tukang soto mi sudah melayani pembelinya di simpang empat. Ibu-ibu di dapur tidak ada hari libur. Untuk bisa makan, sebagian orang memang tidak kenal libur."

Kumcer-kumcer di atas ada dalam 10 cerpen yang ada di bab Terang Bulan Terang di Kali. Selanjutnya, di sub bab kedua, Cerita Keliling Jakarta, S.M Ardan banyak bercerita tentang hubungan antar manusia, masih di lingkup masyarakat Betawi. Cerpen-cerpen di sub-bab kedua ini lebih berintrik. Simak saja kisah Masenun dan Icang (ada di beberapa cerpen). Kedua sejoli ini -- di jaman sekarang -- punya hubungan TTM, Teman Tapi Mesra. Bahkan, digambarkan oleh S.M Ardan, mereka sendiri tidak tahu hubungan mereka itu sebagai apa (enggak sampai kumpul kebo sih)

Kemudian, ada kisah Tinah yang uang gajinya kecopetan. Semua rencananya untuk membeli baju baru untuk kondangan dan nonton di bioskop buyar sudah. Untung ada kakaknya Maman dan sahabatnya, Icang (beda sama Icangnya Masenun) yang berhasil menemukan kembali uang tersebut karena kenal dengan preman Pasar Senen. [Betapa Enak Bisa Ketawa]

Sub bab kedua ini berisi 12 cerpen. Meski kebanyakan menggambarkan kisah-kisah hubungan asmara antar manusia, namun S.M Ardan tidak meninggalkan ke-khas-an penulisannya dengan menggambarkan setting sekitar Kwitang dan Pasar Senen di masa itu.

S.M Ardan sendiri memulai menulis sejak kelas 6 Taman Muda atau setingkat SD. Dan kisah-kisah dalam buku ini, kebanyakan ditulisnya saat beliau "pulang kampung". Kampung di daerah Kwitang, yang dihuninya hingga akhir hayat. Buku ini recommended untuk teman-teman yang tertarik dengan budaya, khususnya budaya Betawi di tahun 70 - 80-an. 
ayanapunya wrote on Aug 31
kyaaa pengen bacaa..

darnia wrote on Aug 31
kyaaa pengen bacaa..
semoga bisa nemu ya, Mbak :)

zaffara wrote on Aug 31
Baca judulnya kayak pernah baca, eh bener aja ini buku jadul dan liat covernya spt gambar2 karya Jihan Ɣǻ. Mgkn cmn mirip aja

darnia wrote on Aug 31
zaffara said
Baca judulnya kayak pernah baca, eh bener aja ini buku jadul dan liat covernya spt gambar2 karya Jihan Ɣǻ. Mgkn cmn mirip aja
kalo manut bukunya, desain sampulnya oleh Agus Wiyono, Mbak
kalo sketsa isinya oleh Sarnadi Adam :)

Buku ini terbitan tahun 2007 sih, Mbak

ninelights wrote on Aug 31
why "dreams"? :)
*abis baca tags*

darnia wrote on Aug 31
why "dreams"? :)
*abis baca tags*
karena aku memimpikan kehidupan masyarakat jaman dulu yang kesannya masih lugu hehehehe belum "terkontaminasi" teknologi, jadi rasa kekeluargaannya masih terasa.

Di cerita si Tinah itu misalnya, dia kecopetan di trem. Langsung aja membayangkan, trem yang melintas kota Jakarta jaman dulu kayak apa? Pas itu kan fly over dan underpass masih belum ada. Jadi trem di antara lautan manusia dan langit biru...*trus mulai ngimpi* XD

Cocok to nek dikasih tags "dream" :D

orangjava wrote on Aug 31
Terang Bulan
Terang dikali
hanya sayangnya
bau tai....

jadi gak romantis deh kalau lihat ciliwung..

darnia wrote on Sep 3
orangjava said
jadi gak romantis deh kalau lihat ciliwung.
hauahahahahahhahaha

kan ada ambu-ambu syedhep, Mbah Kung :D

orangjava wrote on Sep 3
darnia said
hauahahahahahhahaha

kan ada ambu-ambu syedhep, Mbah Kung :D
Andre we pingin mulih...mambune koyo Klärwerke...payah Berlin we ming 4,8 juta penduduk nduwe 7...edan RI...mesake putu²...
http://www.bwb.de/content/language1/html/981.php

darnia wrote on Sep 3
orangjava said
Klärwerke
niki nopo, Mbah Kung?

orangjava wrote on Sep 3
darnia said
niki nopo, Mbah Kung?
Pembersihan Air kotor sekalian pembunuhan Bakteri..bakteri yang makan bakteri....terus kotoran² manusia dibakar...jadi sungai² disini bersih...biar rakyat bisa berenang, dan ikan² pun hidup...

darnia wrote on Sep 3
orangjava said
Pembersihan Air kotor sekalian pembunuhan Bakteri..bakteri yang makan bakteri....terus kotoran² manusia dibakar...jadi sungai² disini bersih...biar rakyat bisa berenang, dan ikan² pun hidup...
wah...kao di sini, duid buat beginian masuk kantong pribadi kayaknya :|

orangjava wrote on Sep 3
darnia said
wah...kao di sini, duid buat beginian masuk kantong pribadi kayaknya :|
Makanya Studi Banding ke Jerman yang dilihat hanya Mall Mewah, huwek DPR, gak ingat kesehatan dan cucu²....

darnia wrote on Sep 3
orangjava said
Makanya Studi Banding ke Jerman yang dilihat hanya Mall Mewah, huwek DPR, gak ingat kesehatan dan cucu²....
*tambah sedih nek eling studi banding hamfret kuwi* T^T

orangjava wrote on Sep 3
darnia said
*tambah sedih nek eling studi banding hamfret kuwi* T^T
Wis ndelok tho VIDEOne PPI Berlin tolak DPR ke Berlin...ndeso tenan..opo meneh ning KADEWE...www.kadewe.de iku Mall Lux....ngomonge karo cekakaan mambu kretek..njelehi...

ibuseno wrote on Aug 31
wah buku jadul pisan ini ya Dan ?

darnia wrote on Sep 3
ibuseno said
wah buku jadul pisan ini ya Dan ?
di redaksinya sih terbit tahun 2007, Teh...

k4yren4 wrote on Aug 31
kampungnya di kwitang. sekarangpun bukunya bersemayam di sana yah? :)

buku jadul yah? harus dengan niat tulus nih bacanya :)

darnia wrote on Sep 3
k4yren4 said
kampungnya di kwitang. sekarangpun bukunya bersemayam di sana yah? :)

buku jadul yah? harus dengan niat tulus nih bacanya :)
gak jadul-jadul banget kok...
baru 2007...

bagus sih, Kay..soalnya seolah ngeliat masyarakat yang masih "lugu", belom terkontaminasi gadget dan informasi dari luar :D

8/05/2012

4/5 stars -- 20 Tahun Cerpen Pilihan Kompas : Dari Salawat Dedaunan Sampai Kunang-Kunang Di Langit Jakarta

Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Various
Penerbit Kompas memang bisa dijadikan jaminan untuk karya indah. Tak heran, salah satu sahabat terobsesi untuk membuat cerpen yang bisa dimuat di harian Kompas (berjuang terus yah, sist). Karena, banyak hal-hal yang terjadi di sekeliling kita diangkat di sini, mulai dari hal-hal yang mistis, spiritual, budaya dan adat kebiasaan masyarakat.

Semisal kisah andalan "Salawat Dedaunan" karya Yanusa Nugroho. Berkisah tentang sebuah surau yang jarang sekali digunakan untuk berjamaah. Di depan surau tersebut berdirilah sebuah pohon besar yang daunnya selalu berguguran. Kondisi tersebut selalu begitu, hingga kedatangan seorang nenek tua dengan misi memohon pengampunan dari Sang Pencipta.

Kisah-kisah berbalut mistis pun masih bisa disajikan dengan indah. "Kunang-kunang di Langit Jakarta" karya Agus Noor menyuguhkan romantisme dengan ending yang surealis. Pun sajian yang sama dengan "Biografi Kunang-kunang" karya Sungging Raga (sumpah, ini nama penanya apik). Penggambaran kunang-kunang sebagai sosok serangga yang membawa harapan mampu menyajikan twist yang apik.

Ranah budaya juga ikut diobok-obok. Karya yang cukup satir namun (mungkin) kenyataannya memang seperti itu nampak pada "Ikan Kaleng" karya Eko Triono. Kecanggihan jaman yang masih belum menyentuh sebagian masyarakat di Indonesia Timur ini bisa juga dijadikan sindiran untuk pemerintah (yang katanya) ingin menyama ratakan pendidikan. IMO sih tapi hehehhehe

"Pakiah dari Pariangan" karya Gus TF Sakai juga menyindir fenomena pengemis di Indonesia. Pengemis-pengemis yang "menyamar" menjadi orang suci dan meminta derma kepada orang lain. Namun, di lain pihak, Gus TF Sakai juga menuturkan bahwa pada awalnya, orang-orang suci tersebut memang mengharap derma, namun untuk tujuan yang berbeda.

Beberapa kisah yang agak personal, bisa ditemukan dalam "Nenek" karya Lie Charlie. Mungkin di Indonesia ini enggak umum ada nenek yang seperti itu, namun mungkin ada juga yang punya. Buat gw sih ini cukup sebagai wacana aja hehehhe *apeu??*

******

Secara garis besar, 20 karya dalam buku ini sungguh djempolans. Ada yang berpendapat bahwa cerpen-cerpen di sini sedikit melankolis namun "gelap". Tapi, gaya bertutur dan eksekusi akhirnya, sungguh gak bisa diremehkan. Bahkan tim dewan juri sendiri dalam pembukanya menjelaskan, proses pemilihan judulnya juga rumit dan tidak sederhana (makanya ada dua judul cerpen yang digunakan sebagai judul buku) Ini cukup unik mengingat selama ini Kumpulan Cerpen Kompas umumnya mengambil dari satu judul cerpen saja.

Esai menarik disampaikan oleh Radhar Panca Dahana, dimana di sini bisa gw kutip :
" Inilah masa di mana tercipta dan terjadinya "bharatayudha" baru dalam peradaban manusia, ketika karya-karya bestseller berhadapan dengan puisi yang kian miskin, blog dan twitter berhadapan dengan jurnal-jurnal tradisional, kebebasan individual vs e-books, kertas dan pena vs teks-teks digital, komersialisasi vs spirit romantik dan seterusnya. Inilah masa di mana -- menurut juragan kritik sastra jamn ini -- Terry Eagleton, dalam salah satu babonnya, After Theory (2003), "the golden age of cultural theory is long past"." Dengan kata lain komersialisasi karya, terutama prosa, membuat para pelajar dab penikmat sastra tidak lagi memiliki keinginan untuk mengetahui hal-hal yang abstrak dan idealis. Hal itu bisa ditengok dari banyaknya sastra pop yang populer saat ini. Enggak terlalu banyak bikin mikir, enteng dan (kadangkala) tanpa kesan setelah membaca.

Semoga buku ini mampu menandai kebangkitan sastra Indonesia yang (dulu pernah) indah. 
wayanlessy wrote on Aug 5
Makasih buat reviewnya ya Dan..menggoda untuk dicari niy.

darnia wrote on Aug 5
Makasih buat reviewnya ya Dan..menggoda untuk dicari niy.
Monggo dicari, Mbak
Ini masih baru soalnya, baru rilis bulan ini :)

anazkia wrote on Aug 5
darnia said
baru rilis bulan ini :)
Jiyah, gak baca
Berarti ini cerpen terbaik 2011?
Owh, ada salah satu tulisan anak SMU #katanya

darnia wrote on Aug 5
anazkia said
Jiyah, gak baca
Berarti ini cerpen terbaik 2011?
Owh, ada salah satu tulisan anak SMU #katanya
iyaaa....dikumpulkan dari tahun 2011.
Yang mana yang tulisan anak SMU? Di sini kebanyakan master-nya sastra Indonesia. Ada Seno Gumira Ajidarma, Triyanto Triwikromo, Gus TF Sakai, Sori Siregar sampai penulis populer jaman sekarang macam Avianti Armand, Andrei Aksana (sisanya aku enggak kenal)

-- IMO aja ya inii -- :>

anazkia wrote on Aug 5
darnia said
iyaaa....dikumpulkan dari tahun 2011.
Yang mana yang tulisan anak SMU? Di sini kebanyakan master-nya sastra Indonesia. Ada Seno Gumira Ajidarma, Triyanto Triwikromo, Gus TF Sakai, Sori Siregar sampai penulis populer jaman sekarang macam Avianti Armand, Andrei Aksana (sisanya aku enggak kenal)

-- IMO aja ya inii -- :>
Salah satu temen FB, lolos cerpennya, Mbak. N dia nulis status kalau salah satu cerpen itu ada tulisan anak SMU (yang sekarang baru masuk universitas) lali jenenge sopo

darnia wrote on Aug 5
anazkia said
Salah satu temen FB, lolos cerpennya, Mbak. N dia nulis status kalau salah satu cerpen itu ada tulisan anak SMU (yang sekarang baru masuk universitas) lali jenenge sopo
cerpennya masuk ke Kumcer 20 tahun Kompas ini???? Waoooow...... :O

wayanlessy wrote on Aug 5
owkeh! pulkam bentar lagi, moga2 sempet ke toko buku *kudu harus musti disempet sempetin!*

darnia wrote on Aug 5
owkeh! pulkam bentar lagi, moga2 sempet ke toko buku *kudu harus musti disempet sempetin!*
Aamiin, semoga nemu ya, Mbak
(dan jangan lupa direpiu hahahahha)

anazkia wrote on Aug 5
Ini tahun berapa, Mbak?
Saya suka cerpen2 di Kompas
Sayangnya jarang baca :(

Mbak Dan, beliin lagi donk hiks

darnia wrote on Aug 5
anazkia said
Ini tahun berapa, Mbak?
Saya suka cerpen2 di Kompas
Sayangnya jarang baca :(

Mbak Dan, beliin lagi donk hiks
bukunya baru muncul tahun 2012, Mbak Anaz. Terbitan perdana Juni 2012.
Kalo cerpennya sendiri semuanya dari tahun 2011 dan dimuat di harian Kompas.

Kalau enggak sempat baca, ada versi digitalnya : http://cerpenkompas.wordpress.com/

Kalau nitip buku, nunggu Book Fair aja, Mbak Anaz :D
nanti bisa dapet segambreng dengan harga murah kayak kemaren hahahahah
Ditunggu resensi yang kemaren yaaaaa :-*

anazkia wrote on Aug 5
darnia said
Kalau nitip buku, nunggu Book Fair aja, Mbak Anaz :D
nanti bisa dapet segambreng dengan harga murah kayak kemaren hahahahah
Siyapppp
Siyappp, siyappp

Dengan senang hati hehehehe
Napa kemarin gak mesen 20 yah? :D

darnia wrote on Aug 5
anazkia said
Siyapppp
Siyappp, siyappp

Dengan senang hati hehehehe
Napa kemarin gak mesen 20 yah? :D
hahahhahahah
Berat di ongkirnya, Mbak'eee XD

lafatah wrote on Aug 5
Kira-kira apa ya keunikan dua judul cerpen di atas yang dijadikan judul buku?
Apakah karena mewakili keseluruhan cerita? Atau karena memang judulnya yang unik dan menggugah selera? :)

Selebihnya, saya mau banget membaca kumcer ini :)

darnia wrote on Aug 5
lafatah said
Kira-kira apa ya keunikan dua judul cerpen di atas yang dijadikan judul buku?
Apakah karena mewakili keseluruhan cerita? Atau karena memang judulnya yang unik dan menggugah selera? :)

Selebihnya, saya mau banget membaca kumcer ini :)
di pembukanya sempat disinggung sih, Bradernya Mbkdhe...
Mending Brader baca sendiri saja, soalnya eman-eman kalo aku tulis semua di sini hahahaa *gaya misterius*

Met baca ya, Braderrrrr

lafatah wrote on Aug 5
Benar, Mbak Anaz.
Kalo tak salah, ada anak SMU yang kini sudah kuliah, yang cerpennya dimuat dalam buku ini. Maksudnya, waktu cerpennya dimuat di Kompas, ia masih SMU. ketika dinobatkan karyanya sebagai salah satu cerpen terbaik di buku ini, ia sudah menginjak bangku kuliah :)

darnia wrote on Aug 5
lafatah said
Benar, Mbak Anaz.
Kalo tak salah, ada anak SMU yang kini sudah kuliah, yang cerpennya dimuat dalam buku ini. Maksudnya, waktu cerpennya dimuat di Kompas, ia masih SMU. ketika dinobatkan karyanya sebagai salah satu cerpen terbaik di buku ini, ia sudah menginjak bangku kuliah :)
berarti antara Stefanus Doni Jaya sama Sungging Raga tuh :D

anazkia wrote on Aug 5
lafatah said
Benar, Mbak Anaz.
Kalo tak salah, ada anak SMU yang kini sudah kuliah, yang cerpennya dimuat dalam buku ini. Maksudnya, waktu cerpennya dimuat di Kompas, ia masih SMU. ketika dinobatkan karyanya sebagai salah satu cerpen terbaik di buku ini, ia sudah menginjak bangku kuliah :)
Iyah iki, bener hehehe

lafatah wrote on Aug 5
Hehehehe... Oke deh, Mbook :D
Biar tak spoiler pula.

hensamfamily wrote on Aug 5
iya...aku juga udah ngincer yang ini.
uhh Dani, selalu terdepan. Udah ngereview aja. thumbs up!

darnia wrote on Aug 5
iya...aku juga udah ngincer yang ini.
uhh Dani, selalu terdepan. Udah ngereview aja. thumbs up!
heleeeeehhh...bilang aja Abi atuut dapet buku jelek hahahahah *soale nggak obral hahahah* -- sotoi --

Mbeli ya, Biiii :D

m4s0k3 wrote on Aug 5
iya...aku juga udah ngincer yang ini.
uhh Dani, selalu terdepan. Udah ngereview aja. thumbs up!
emang bener nih komen bang hendra. Dani selalu yang terdepan!

darnia wrote on Aug 5
m4s0k3 said
emang bener nih komen bang hendra. Dani selalu yang terdepan!
ini ngomongin oli kan? :|

m4s0k3 wrote on Aug 5
darnia said
komersialisasi karya, terutama prosa, membuat para pelajar dab penikmat sastra tidak lagi memiliki keinginan untuk mengetahui hal-hal yang abstrak dan idealis. Hal itu bisa ditengok dari banyaknya sastra pop yang populer saat ini. Enggak terlalu banyak bikin mikir, enteng dan (kadangkala) tanpa kesan setelah membaca.
nget nget ba ba

nget nget ba ba

darnia wrote on Aug 6
m4s0k3 said
nget nget ba ba

nget nget ba ba
*mbacanya pake nada gak gak gak kuat..gak gak gak kuat*

masfathin wrote on Aug 5
Kadang cerpen di Kompas itu beraaat, kadang jg asyik krn bahasanya simpel tp isinya nendang.

darnia wrote on Aug 6
masfathin said
Kadang cerpen di Kompas itu beraaat, kadang jg asyik krn bahasanya simpel tp isinya nendang.
SETUJAAA!!!!

anazkia wrote on Aug 5
Mbak Dani, OOT :D

Hahahaha
Tolong baca link yang saya tulis di inbox :D
Suwunnn

darnia wrote on Aug 6
anazkia said
Mbak Dani, OOT :D

Hahahaha
Tolong baca link yang saya tulis di inbox :D
Suwunnn
meluntjuuuuurrrrrr

anchaanwar wrote on Aug 6
Eh gw ada ebooknya ini. Kumcer terbaik 2011, cuma sampulnya kok beda ya.
yg gw punya warna merah. Apa beda ya?
Cerita pertamanya apa Dan?

darnia wrote on Aug 6
Eh gw ada ebooknya ini. Kumcer terbaik 2011, cuma sampulnya kok beda ya.
yg gw punya warna merah. Apa beda ya?
Cerita pertamanya apa Dan?
Emasa????
Mau dong!! *jadi inget utang ebook sama Ancha*

Ini cerita pertamanya Salawat Dedaunan

anchaanwar wrote on Aug 6
darnia said
Emasa????
Mau dong!! *jadi inget utang ebook sama Ancha*
Nanti gw kirimin.
Tapi formatnya epub. semoga ga bikin lo ingat dengan iphone lo ya :'(

Masalah ebook, gw sdh dikirimin Echan Dan, jadi ga usah. Thanks anyway

darnia wrote on Aug 6
Nanti gw kirimin.
Tapi formatnya epub. semoga ga bikin lo ingat dengan iphone lo ya :'(

Masalah ebook, gw sdh dikirimin Echan Dan, jadi ga usah. Thanks anyway
waaah...tetep gak bisa buka, Cha
hahahahhaha gw gak lupa, tapi enggak mewek lagi XD

*puk puk*

theokaraeng wrote on Aug 6
cerpen2 kompas memang yahud! saya paling ngefens ama cerpennya SGA..

darnia wrote on Aug 6
cerpen2 kompas memang yahud! saya paling ngefens ama cerpennya SGA..
SGA memang penggemarnya banyak :D
kalo dari Kumcer yang ini paling suka sama cerpen Gus TF Sakai sama yang "Ikan Kaleng"
nampol banget :>