Category: | Movies |
Genre: | Action & Adventure |
Ide
tentang teleporter memang bukan ide baru, namun jika fokusnya
diutamakan pada satu kekuatan untuk berteleport ke mana aja dalam
sekejap,menjadikan teleporting itu sendiri sebuah imajinasi yang super
cool.
David Rice (Hayden Christensen), adalah seorang Jumper, atau orang-orang yang mampunyai kemampuan untuk berteleportasi ke manapun dia mau dalam sekejap. Pagi harinya, dia sarapan pagi di puncak kepala Sphinx, kemudian makan siang di Fiji setelah bersurfing ria dan diakhiri dengan nge-dugem di distrik terkenal di London. Dan balik lagi ke apartemennya di New York. Semua dia lakoni dalam sehari. Bahkan, David mampu berteleport ke dalam brankas bank tanpa membobol pintu dan membawa kabur duit jutaan dollar.
Namun, semua tindakan ada konsekuensinya. Kehidupan enak yang dijalani David harus dibayar mahal, dengan diburunya dia oleh Kaum Paladin, yang dipimpin oleh Roland (Samuel L. Jackson). Roland mulai memburu David lewat orang-orang terdekatnya. Ayahnya terbunuh karena melindunginya, bahkan Roland mulai mengincar gadis yang sejak lama disukai David, Millie (Rachel Binson). Dengan bantuan Griffin (Jamie Bell),sesama jumper namun dengan latar belakang yang keras, David mulai berubah dari yang diburu menjadi pemburu. Dia berusaha menyelamatkan Millie dari Roland yang mencoba membunuhnya.
Secara visual, film ini sangat menarik. Dengan teori lubang cacing, pelacakan gerbang teleport, benda-benda di sekeliling yang mampu diteleportasikan memberikan nuansa baru, meski ide teleporting sendiri bukan ide baru. Tilik kembali komik X-Men, dimana kemampuan ini dimiliki oleh Nightcrawler (karena itu kenapa David menamai duo antar dia dan Griffin sebagai Duo-Marvel). Visualisasi saat Griffin men-jumpingkan mobil Mercedes yang dikendarainya di jalanan Shibuya di Tokyo bak adegan kebut-kebutan di Tokyo Drift..sangat menegangkan, hingga visualisasi saat perang terakhir antara David-Roland-Griffin.
Namun, durasi yang pendek membuat film ini terasa terlalu cepat mencapai klimaksnya, padahal jalan cerita masih bisa diperpanjang lagi. Seandainya bisa dikembangkan, film Jumper ini bisa dijadikan serial TV.
Film yang cukup segar untuk ditonton...dan hikmah yang dapat diambil: Tak ada sesuatu hal yang menyenangkan tanpa konsekuensi dan pengorbanan.
David Rice (Hayden Christensen), adalah seorang Jumper, atau orang-orang yang mampunyai kemampuan untuk berteleportasi ke manapun dia mau dalam sekejap. Pagi harinya, dia sarapan pagi di puncak kepala Sphinx, kemudian makan siang di Fiji setelah bersurfing ria dan diakhiri dengan nge-dugem di distrik terkenal di London. Dan balik lagi ke apartemennya di New York. Semua dia lakoni dalam sehari. Bahkan, David mampu berteleport ke dalam brankas bank tanpa membobol pintu dan membawa kabur duit jutaan dollar.
Namun, semua tindakan ada konsekuensinya. Kehidupan enak yang dijalani David harus dibayar mahal, dengan diburunya dia oleh Kaum Paladin, yang dipimpin oleh Roland (Samuel L. Jackson). Roland mulai memburu David lewat orang-orang terdekatnya. Ayahnya terbunuh karena melindunginya, bahkan Roland mulai mengincar gadis yang sejak lama disukai David, Millie (Rachel Binson). Dengan bantuan Griffin (Jamie Bell),sesama jumper namun dengan latar belakang yang keras, David mulai berubah dari yang diburu menjadi pemburu. Dia berusaha menyelamatkan Millie dari Roland yang mencoba membunuhnya.
Secara visual, film ini sangat menarik. Dengan teori lubang cacing, pelacakan gerbang teleport, benda-benda di sekeliling yang mampu diteleportasikan memberikan nuansa baru, meski ide teleporting sendiri bukan ide baru. Tilik kembali komik X-Men, dimana kemampuan ini dimiliki oleh Nightcrawler (karena itu kenapa David menamai duo antar dia dan Griffin sebagai Duo-Marvel). Visualisasi saat Griffin men-jumpingkan mobil Mercedes yang dikendarainya di jalanan Shibuya di Tokyo bak adegan kebut-kebutan di Tokyo Drift..sangat menegangkan, hingga visualisasi saat perang terakhir antara David-Roland-Griffin.
Namun, durasi yang pendek membuat film ini terasa terlalu cepat mencapai klimaksnya, padahal jalan cerita masih bisa diperpanjang lagi. Seandainya bisa dikembangkan, film Jumper ini bisa dijadikan serial TV.
Film yang cukup segar untuk ditonton...dan hikmah yang dapat diambil: Tak ada sesuatu hal yang menyenangkan tanpa konsekuensi dan pengorbanan.
carockroro wrote on Mar 5, '08
kayaknya bakalan ada sekuelnya deh...
akhirnya nggantung gitu... |
carockroro wrote on Mar 5, '08
mbak, uda baca novelnya ya??
tapi kalo adaptasi novel biasanya banyakan sekuel, apalagi novelnya sampe 3 gitu. yah, kita tunggu aja deh... sayang kalo gak ada sekuel, belum klimaks soalnya. |
carockroro wrote on Mar 5, '08, edited on Mar 5, '08
o gitu ya...
tapi biasa film adaptasi novel kan emang gitu mbak, banyak perbedaan ma novel aslinya. anyway, yg paling keren dari film ini....aktingnya samuel l. jackson, dingin banget, so cool.... |
carockroro wrote on Mar 5, '08
yg keren juga itu pas adegan berantemnya david vs griffin yg sambil jumping around places gitu....
nice effects.... haven't seen that in other movies... so original.... Doug Liman emang mantap deh... |
carockroro said
itu bukan yang di colleseum itu yak?
yang pasti last battle-nay cincaiii okeh bebeh dah!! setuju deh buat visual effectnya |
carockroro wrote on Mar 5, '08
bukan mbak...
yg berantem pas rebutan detonator bom itu lho... keren abis deh ah... |