Category: | Books |
Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Jhumpa Lahiri |
Buku ini memuat 9 cerita pendek yang intinya tentang orang-orang India, orang-orang Amerika-India serta impian dan kenyataan yang ada. A Temporary Matter adalah kisah pembuka yang menawan dari kumpulan kisah ini. Berkisah tentang suami istri, Shukumar dan Shoba, yang melakukan percakapan yang terlupakan saat pemadaman listrik beruntun. Pengakuan demi pengakuan mengalir dari bibir keduanya, yang menghantarkan pada satu kenyataan pahit.
Tengoklah pula kisah Mr. Kapasi di kisah Interpreter of Maladies, seorang pria paruh baya yang bekerja sebagai sopir di kawasan Kanorak, India. Ia mempunyai pekerjaan sambilan, yaitu menjadi penerjemah di klinik seorang dokter. Pekerjaan yang olehnya sendiri dipandang sebelah mata, ternyata dipandang cukup romantis oleh Nyonya Das, istri dari Tuan Das, yang saat itu berkunjung ke India dan kebetulan dipandu oleh Mr. Kapasi. Mr. Kapasi yang merasa tersanjung, segera membayangkan cinta platonis dengan sang nyonya.Namun, ketika sang wanita mulai bercerita tentang masalah dalam kehidupan rumah tangganya, Mr.Kapasi memilih untuk mundur.
Jhumpa Lahiri juga menyentuh masyarakat dengan kehidupan yang serba minus di India, hal itu tampak dalam kisah The Real Durwan. Tokoh Boori Ma, seorang perempuan miskin dan sudah uzur, bertugas menyapu tangga di sebuah flat untuk masyarakat menengah. Ke-khasannya adalah sari penuh kunci yang dipakainya. Boori-Ma yang selalu mengoceh tentang masa lalunya yang "kau pun tak dapat memimpikannya" akhirnya harus mengalami nasib tragis untuk hal yang tidak dilakukannya. Dan masih ada enam kisah lainnya, yang kadang mampu membawa kita membandingkan kehidupan di sekeliling kita sehari-hari. Familiar, namun juga tanpa daya.
Novel ini adalah Pemenang Pulitzer tahun 2000, setelah sebelumnya meraih penghargaan THE PEN/Hemingway dan New Yorker Prize for Best First Book.
rengganiez wrote on Jan 31, '11
*catet ripiunya*
|
rengganiez said
*catet ripiunya*
jangan lupa baca bukunya yah, Mbak :)
I believe that you gonna love it |
rengganiez wrote on Jan 31, '11
Hehehe keliatannya demikian, menang pulitzer pulak..
|
rengganiez said
Hehehe keliatannya demikian, menang pulitzer pulak..
hahhaaha iyo, Mbak
kapan yak penulis lokal kita bisa dapet Putlizer??? *lirik Mbokdhe Desi, Mas Suga dan Mas Ihwan* |
johaneskris wrote on Jan 31, '11
aku gak suka baca... hiks
tapi aku nggak bodo kan? hihihiiih |
johaneskris said
tapi aku nggak bodo kan? hihihiiih
yang bilang Jonaz bodo siapa???
ha?? haaaaaaaaaaaaaa??? |
danieland said
Sepertinya dia Indiaaaaaa sekali ya... yang lekat dengan cerita-cerita kemiskinan dan kepahitan hidup
Jhumpa Lahiri ini orang India tapi statusnya India-Amerika. Dia lahir di Amerika, orang tuanya ngungsi ke Amrik.
Dia bilang, dia menulis tentang India, karena dia khawatir kelak kalo dia punya anak, anak-anaknya nggak tau sama sekali soal India. Dan karena dia sudah mulai tidak bisa berbahasa India :) *duh....seandainya banyak orang Indonesia yang melakukan hal yang sama T_T* |
darnia said
Dia
bilang, dia menulis tentang India, karena dia khawatir kelak kalo dia
punya anak, anak-anaknya nggak tau sama sekali soal India. Dan karena
dia sudah mulai tidak bisa berbahasa India :)*duh....seandainya banyak orang Indonesia yang melakukan hal yang sama T_T*
Oh ya... kerennnn!!!! Jangan kuatir,Dan...
Kelak jika aku memutuskan untuk tinggal di Irlandia..aku akan menulis tentang Indonesia agar anak-anakku tidak lupa akarnya..tidak melupakan sejarah nenek moyangnya... dan biar tetep bisa berbahasa Indonesia biar nggak repot kalo mudik Lebaran nanti...:))))) |
danieland said
Kelak
jika aku memutuskan untuk tinggal di Irlandia..aku akan menulis tentang
Indonesia agar anak-anakku tidak lupa akarnya..tidak melupakan sejarah
nenek moyangnya... dan biar tetep bisa berbahasa Indonesia
baguuus :D
tapi sebenernya, Danie bisa bernuat lebih KALAU mampu membuat CUCU Danie kelak tidak melupakan Indonesia dan masih fasih berbahasa Indonesia Soalnya si jeung Jhumpa ini mengkhawatirkan generasi ketiganya :) |
danieland said
meski dia udah lama tinggal di Amerika tapi kok mo nikah aja musti dicarikan ibunya ya
pendatang itu sendiri ada dua macam :
1. Yang mampu berbaur dan menyesuaikan diri dengan kehidupan di mana dia berpijak 2. "Hidup di masa lampau" dengan mempertahankan apa saja yang mampu membuatnya mengingat kampung halaman. Banyak kok imigran2 yang pindah ke negara lain yang hanya-mengikuti-suami, namun sebenarnya mereka masih cinta dengan kampung halamannya separah apapun di sana. Dan tema-tema sentimental itulah yang banyak diangkat penulis (perempuan) India. Kalo sempat nemu, coba cari karya Kiran Desai yang The Inheritance of Loss. Itu mirip dengan gambaran Indonesia saat ini...tentang orang2 yang kehilangan jati diri, mencoba menemukan jati diri baru, namun ternyata tidak sepenuhnya diterima di kedua kubu tersebut :) |
gadisamnesia wrote on Jan 31, '11
wah cantiknya kayak aq.. pede..
|
gadisamnesia said
pede
daripada minder :>
|