Category: | Books |
Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Herry "Gendut" Janarto |
Buku
mungil ini adalah karya Herry Janarto, seorang jurnalis yang sudah
malang melintang di dunia jurnalistik, dari Femina hingga Bobo. Saat
itu, beliau mencoba menulis karya sastra. Hasilnya bagaimana? Sepuluh
cerpen yang disajikannya, sungguh menggelitik. Bukan hanya menyenggol
ranah politik, namun pelaku kehidupan sehari-hari dan bidang-bidang
lainnya.
Semisal, dalam cerpen "OBITUARI", Herry Janarto menyorot kehidupan seorang penulis kolom di koran yang mencoba hal yang baru, yaitu menulis obituari dari orang-orang terkenal saat meninggal. Banyak yang mencibir pekerjaan barunya tersebut, dengan mengata-ngatainya dengan, "Penulis yang tak tahu diri dan menulis di atas bangkai manusia."
Hingga suatu hari, dia memutuskan untuk menulis obituarinya sendiri.
Kemudian, di cerpen "JODOH" yang ternyata ada unsur mistiknya, dimana seorang pemuda yang berniat mencari istri lewat biro jodoh dan berniat kopi-darat dengan sang wanita. Ternyata, dia dibawa pada sebuah pertemuan dengan akhir di luar perkiraannya.
Lalu, ada kisah Bandempo, seorang laki-laki yang gandrung akan kampanye parpol. Dia selalu jadi pemimpin massa baik di kampanye partai dengan lambang menjangan merah, atau lambang pohon randu kuning, bahkan parpol yang berlambang warna hijau (iyak..memang sedikit "memlesetkan" tiga Parpol Orba itu). Setelah dituduh sebagai orang plin-plan, tukang jilat dan akhirnya membunuh, Bandempo masuk penjara. Saat keluar dari penjara, Bandempo kemudian mendirikan partai baru.
Dan masih ada tujuh cerita yang menarik dan lumayan membuat gw senyam senyum membaca fiksi yang didasari realita dalam masyarakat ini.
******
Entah sejak kapan, gw tertarik membaca kumpulan cerpen. Baik yang milik perorangan ataupun antologi. Dan ajang book fair, adalah tempat terasyik untuk "menggali" kumcer-kumcer yang mungkin banyak dilupakan orang. Semisal buku ini.
Buku ini diterbitkan oleh GPU tahun 2003 dan sudah dua kali cetak. Tapi, tetap saja gaungnya gak terlalu kedengeran, saking banyaknya buku yang rilis per minggunya. Dalam hal ini promosi memang perlu dan banyak jalan untuk melakukannya.
Semoga setelah ini, temen-temen gw yang piawai menulis cerpen, akan mulai tertarik untuk membukukan karya mereka. Baik itu untuk mereka sendiri, atau mau kolaborasi :)
Semisal, dalam cerpen "OBITUARI", Herry Janarto menyorot kehidupan seorang penulis kolom di koran yang mencoba hal yang baru, yaitu menulis obituari dari orang-orang terkenal saat meninggal. Banyak yang mencibir pekerjaan barunya tersebut, dengan mengata-ngatainya dengan, "Penulis yang tak tahu diri dan menulis di atas bangkai manusia."
Hingga suatu hari, dia memutuskan untuk menulis obituarinya sendiri.
Kemudian, di cerpen "JODOH" yang ternyata ada unsur mistiknya, dimana seorang pemuda yang berniat mencari istri lewat biro jodoh dan berniat kopi-darat dengan sang wanita. Ternyata, dia dibawa pada sebuah pertemuan dengan akhir di luar perkiraannya.
Lalu, ada kisah Bandempo, seorang laki-laki yang gandrung akan kampanye parpol. Dia selalu jadi pemimpin massa baik di kampanye partai dengan lambang menjangan merah, atau lambang pohon randu kuning, bahkan parpol yang berlambang warna hijau (iyak..memang sedikit "memlesetkan" tiga Parpol Orba itu). Setelah dituduh sebagai orang plin-plan, tukang jilat dan akhirnya membunuh, Bandempo masuk penjara. Saat keluar dari penjara, Bandempo kemudian mendirikan partai baru.
Dan masih ada tujuh cerita yang menarik dan lumayan membuat gw senyam senyum membaca fiksi yang didasari realita dalam masyarakat ini.
******
Entah sejak kapan, gw tertarik membaca kumpulan cerpen. Baik yang milik perorangan ataupun antologi. Dan ajang book fair, adalah tempat terasyik untuk "menggali" kumcer-kumcer yang mungkin banyak dilupakan orang. Semisal buku ini.
Buku ini diterbitkan oleh GPU tahun 2003 dan sudah dua kali cetak. Tapi, tetap saja gaungnya gak terlalu kedengeran, saking banyaknya buku yang rilis per minggunya. Dalam hal ini promosi memang perlu dan banyak jalan untuk melakukannya.
Semoga setelah ini, temen-temen gw yang piawai menulis cerpen, akan mulai tertarik untuk membukukan karya mereka. Baik itu untuk mereka sendiri, atau mau kolaborasi :)
edwinlives4ever wrote on Nov 29, '11
darnia said
Herry Janarto
The one who wrote a book about Srimulat?
|
pennygata said
Budi Dharma
senengane Yasdong sama Desi itu :D
Aku juga gak pernah baca karya Budi Darma Untuk pengarang lokal, lebih cocok sama karya Sindhunata, Mam... Mungkin Mam Agatha starting-nya bukan sesuai genre yang disuka Coba sekali-kali baca kumcer aja. Kan bisa dicicil satu satu bacanya :D |
darnia said
senengane Yasdong sama Desi itu :DAku juga gak pernah baca karya Budi Darma Untuk pengarang lokal, lebih cocok sama karya Sindhunata, Mam... Mungkin Mam Agatha starting-nya bukan sesuai genre yang disuka Coba sekali-kali baca kumcer aja. Kan bisa dicicil satu satu bacanya :D
eh ndak jg sih, pramudya lumayan juga, pernah baca 1-2 bukunya, tapi gak beli, punya om yg ternyata lumayan punya bbrpa.. :)
|
bambangpriantono wrote on Nov 30, '11
darnia said
blonjooo blonjooboroong boroong
Mulut berkata TIDAAAAKKK
Tapi Kenapa hati berkata IYAAAAA |
iahsunshine28 wrote on Nov 30, '11
baik
kumpulan cerita ataupun novel, semua ada sisi baiknya.. klo kumcer bisa
dicicil bacanya... klo novel satu cerita bikin penasaran klo blom habis
bacanya :)
|
pianochenk wrote on Nov 30, '11
Kumcer kek gini berkualitas okeB-). Ga pede kalo bikin yg model ini mbak;-).
|
bambangpriantono said
*enak boyong buku timbang baju baru..wkwkwkwkwk*
nanging aku tau didukani ibu-ku gegoro kuwi
"Neng endi-endi wong ki prinsipe : PANGAN, SANDHANG, PAPAN. Ra ono sing Pangan, sandang, buku utowo pangan, buku, papan" -- pangane ora diganti. ra iso mangan buku je -- |
bambangpriantono wrote on Nov 30, '11, edited on Nov 30, '11
darnia said
nanging aku tau didukani ibu-ku gegoro kuwi"Neng endi-endi wong ki prinsipe : PANGAN, SANDHANG, PAPAN. Ra ono sing Pangan, sandang, buku utowo pangan, buku, papan" -- pangane ora diganti. ra iso mangan buku je --
Nek mangan dudu..selama klambine sik apik yo gak tuku sik..karek padu padan ae...dadi kethok anyar terus..hehehehehe
Akal2an Nek bukune tekok coklat bahane..waduh..ra kuat jeeee |
lafatah said
Ini
ada di rak buku obralan di Gramedia Manyar. Tapi sy belum tertarik
beli. Tumpukan bacaan masih banyak... Malu kalau cuma jadi sinobis.
Hehehe...
ini bacanya pasti cepet, bradernya Mbokdhe
wong bukunya kecil dan tipis sak kedipan pasti wis kelar |
ayanapunya wrote on Nov 30, '11
aku juga lagi tertarik baca cerpen-cerpen, dan. sayangnya disini kumcer banyakan yang islami. hehehe
|
ayanapunya said
aku juga lagi tertarik baca cerpen-cerpen, dan. sayangnya disini kumcer banyakan yang islami. hehehe
-- jadi kebelet nyeret mba Yana ke bukfer beneran --
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar