1/31/2011

5/5 stars -- Interpreter of Maladies

Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Jhumpa Lahiri
Tak salah memang kalo Jhumpa Lahiri menjadi penulis luar negeri favorit gw. Tutur katanya dalam bercerita begitu hidup. Kisah yang ditawarkannya juga nggak terlalu njlimet. Konflik yang dihadirkanpun sangatlah dalam, namun familiar. Itulah yang gw tangkap dalam membaca keseluruhan buku ini (untuk yang kedua kalinya).

Buku ini memuat 9 cerita pendek yang intinya tentang orang-orang India, orang-orang Amerika-India serta impian dan kenyataan yang ada. A Temporary Matter adalah kisah pembuka yang menawan dari kumpulan kisah ini. Berkisah tentang suami istri, Shukumar dan Shoba, yang melakukan percakapan yang terlupakan saat pemadaman listrik beruntun. Pengakuan demi pengakuan mengalir dari bibir keduanya, yang menghantarkan pada satu kenyataan pahit.

Tengoklah pula kisah Mr. Kapasi di kisah Interpreter of Maladies, seorang pria paruh baya yang bekerja sebagai sopir di kawasan Kanorak, India. Ia mempunyai pekerjaan sambilan, yaitu menjadi penerjemah di klinik seorang dokter. Pekerjaan yang olehnya sendiri dipandang sebelah mata, ternyata dipandang cukup romantis oleh Nyonya Das, istri dari Tuan Das, yang saat itu berkunjung ke India dan kebetulan dipandu oleh Mr. Kapasi. Mr. Kapasi yang merasa tersanjung, segera membayangkan cinta platonis dengan sang nyonya.Namun, ketika sang wanita mulai bercerita tentang masalah dalam kehidupan rumah tangganya, Mr.Kapasi memilih untuk mundur.

Jhumpa Lahiri juga menyentuh masyarakat dengan kehidupan yang serba minus di India, hal itu tampak dalam kisah The Real Durwan. Tokoh Boori Ma, seorang perempuan miskin dan sudah uzur, bertugas menyapu tangga di sebuah flat untuk masyarakat menengah. Ke-khasannya adalah sari penuh kunci yang dipakainya. Boori-Ma yang selalu mengoceh tentang masa lalunya yang "kau pun tak dapat memimpikannya" akhirnya harus mengalami nasib tragis untuk hal yang tidak dilakukannya. Dan masih ada enam kisah lainnya, yang kadang mampu membawa kita membandingkan kehidupan di sekeliling kita sehari-hari. Familiar, namun juga tanpa daya.

Novel ini adalah Pemenang Pulitzer tahun 2000, setelah sebelumnya meraih penghargaan THE PEN/Hemingway dan New Yorker Prize for Best First Book.


debapirez wrote on Jan 31, '11
wah....saya sukanya penulis lokal ;-)
darnia wrote on Jan 31, '11
debapirez said
wah....saya sukanya penulis lokal ;-)
review dong!
rengganiez wrote on Jan 31, '11
*catet ripiunya*
darnia wrote on Jan 31, '11
*catet ripiunya*
jangan lupa baca bukunya yah, Mbak :)
I believe that you gonna love it
rengganiez wrote on Jan 31, '11
Hehehe keliatannya demikian, menang pulitzer pulak..
darnia wrote on Jan 31, '11
Hehehe keliatannya demikian, menang pulitzer pulak..
hahhaaha iyo, Mbak
kapan yak penulis lokal kita bisa dapet Putlizer???
*lirik Mbokdhe Desi, Mas Suga dan Mas Ihwan*
johaneskris wrote on Jan 31, '11
aku gak suka baca... hiks
tapi aku nggak bodo kan? hihihiiih
darnia wrote on Jan 31, '11
tapi aku nggak bodo kan? hihihiiih
yang bilang Jonaz bodo siapa???
ha??
haaaaaaaaaaaaaa???
danieland wrote on Jan 31, '11
Satu-satunya penulis India yang pernah kubaca cuma Arundhati Roy.
Belom pernah baca bukunya Jhumpa Lahiri.. Coba ahhhh....:))
Sepertinya dia Indiaaaaaa sekali ya... yang lekat dengan cerita-cerita kemiskinan dan kepahitan hidup..:)))
darnia wrote on Jan 31, '11
danieland said
Sepertinya dia Indiaaaaaa sekali ya... yang lekat dengan cerita-cerita kemiskinan dan kepahitan hidup
Jhumpa Lahiri ini orang India tapi statusnya India-Amerika. Dia lahir di Amerika, orang tuanya ngungsi ke Amrik.
Dia bilang, dia menulis tentang India, karena dia khawatir kelak kalo dia punya anak, anak-anaknya nggak tau sama sekali soal India. Dan karena dia sudah mulai tidak bisa berbahasa India :)

*duh....seandainya banyak orang Indonesia yang melakukan hal yang sama T_T*
danieland wrote on Jan 31, '11
darnia said
Dia bilang, dia menulis tentang India, karena dia khawatir kelak kalo dia punya anak, anak-anaknya nggak tau sama sekali soal India. Dan karena dia sudah mulai tidak bisa berbahasa India :)

*duh....seandainya banyak orang Indonesia yang melakukan hal yang sama T_T*
Oh ya... kerennnn!!!! Jangan kuatir,Dan...
Kelak jika aku memutuskan untuk tinggal di Irlandia..aku akan menulis tentang Indonesia agar anak-anakku tidak lupa akarnya..tidak melupakan sejarah nenek moyangnya... dan biar tetep bisa berbahasa Indonesia biar nggak repot kalo mudik Lebaran nanti...:)))))
darnia wrote on Jan 31, '11
danieland said
Kelak jika aku memutuskan untuk tinggal di Irlandia..aku akan menulis tentang Indonesia agar anak-anakku tidak lupa akarnya..tidak melupakan sejarah nenek moyangnya... dan biar tetep bisa berbahasa Indonesia
baguuus :D
tapi sebenernya, Danie bisa bernuat lebih KALAU mampu membuat CUCU Danie kelak tidak melupakan Indonesia dan masih fasih berbahasa Indonesia

Soalnya si jeung Jhumpa ini mengkhawatirkan generasi ketiganya :)
danieland wrote on Jan 31, '11
Siappppp!!!
Setiap lebaran musti pulang kampung dan mempraktekkan bahasa Indonesia di depan nenek kakeknya dong...:)))

Btw, imigran India di Amerika itu bejibunnnnnnn yaksss...
Pernah punya temen chatting orang India di Detroit...
tapi anehnya.. meski dia udah lama tinggal di Amerika tapi kok mo nikah aja musti dicarikan ibunya ya.. maksude perjodohan ngono.. dengan sesama India jugah..Apakah mereka masih memegang teguh adat kayak gitu meski tinggal di perantauan? atoukah.. temanku aja yang kelainan... hehehehe
darnia wrote on Jan 31, '11
danieland said
meski dia udah lama tinggal di Amerika tapi kok mo nikah aja musti dicarikan ibunya ya
pendatang itu sendiri ada dua macam :
1. Yang mampu berbaur dan menyesuaikan diri dengan kehidupan di mana dia berpijak
2. "Hidup di masa lampau" dengan mempertahankan apa saja yang mampu membuatnya mengingat kampung halaman.

Banyak kok imigran2 yang pindah ke negara lain yang hanya-mengikuti-suami, namun sebenarnya mereka masih cinta dengan kampung halamannya separah apapun di sana.

Dan tema-tema sentimental itulah yang banyak diangkat penulis (perempuan) India. Kalo sempat nemu, coba cari karya Kiran Desai yang The Inheritance of Loss. Itu mirip dengan gambaran Indonesia saat ini...tentang orang2 yang kehilangan jati diri, mencoba menemukan jati diri baru, namun ternyata tidak sepenuhnya diterima di kedua kubu tersebut :)
danieland wrote on Jan 31, '11
Oke, Ibu pengamat India..!!:))
Kalo aku kecanduan baca buku-buku penulis India.... awas ya...:))))
darnia wrote on Jan 31, '11
danieland said
Oke, Ibu pengamat India..!!:))
Kalo aku kecanduan baca buku-buku penulis India.... awas ya...:))))
hwakakkakakakkakakkak
siyaaaaaaaaaaaap XD
gadisamnesia wrote on Jan 31, '11
wah cantiknya kayak aq.. pede..
darnia wrote on Jan 31, '11
pede
daripada minder :>
thebimz wrote on Feb 1, '11
bukunya tipis apa tebel?
darnia wrote on Feb 1, '11
thebimz said
bukunya tipis apa tebel?
hmmm..... 200-an halaman
mooncatz wrote on Feb 11, '11
hm.. *kira-kira boleh pinjem ngga ya?*
darnia wrote on Feb 11, '11
mooncatz said
hm.. *kira-kira boleh pinjem ngga ya?*
hm....*kayaknya sih bole bole aja

Tidak ada komentar: