Category: | Books |
Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Ali Shaw |
Setelah
Bu Meyer menggebrak dunia fantasy dengan petualangan Mas Edward dan
Mbak Bella (beserta dek Jacob tentunya), entah kenapa dunia genre
romance-fantasy isinya vampir semua. Namun, di tengah padang para
penghisap darah tersebut, gw seperti mendapatkan angin segar begitu
menemukan buku ini.
Midas Crook, tinggal di St.Hauda's Land yang dingin dan bersalju seumur hidupnya. Ayahnya bunuh diri saat dia masih kecil, sehingga menimbulkan trauma tersendiri baginya. Namun, kesukaan Midas memotret sesuatu mampu menjadi penghibur hatinya. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis yang lumayan cantik, namun berwarna-monokrom bernama Ida MacLaird. Awalnya, Midas hanya ingin mengabadikan sosok Ida lewat kameranya, namun ternyata Ida menyimpan misteri besar dalam hidupnya. Sehingga, mau tak mau Midas membantu Ida menyelesaikan masalahnya, meski hal tersebut akan menguak luka-luka lamanya.
Buku ini menarik sebagai bacaan ringan. Karena dengan adanya tubuh yang berubah menjadi kaca, lembu bersayap ngengat, ubur-ubur dengan tentakel yang bercahaya, makhluk yang mampu mengubah apa yang dilewatinya menjadi seputih salju (meski gak dijelasin makhluknya apa) dan misteri-misteri lain di St.Hauda's Land.
Jujur aja, gw terhibur baca ini. Meski endingnya gak seperti harapan gw, namun sampe sekarang rasanya ceritanya masih berputar-putra di otak gw. Bahasanya pun dituturkan dengan sederhana, jadi menyenangkan sekali membayangkannya. Meski gak dijelaskan kenapa orang-orang tersebut berubah menjadi kaca dan makhluk putih itu masih belum ketemu, namun kisah Midas dan Ida sendiripun amat sangat romantis.
Kalo jadi film, gw malah pingin pengarangnya sendiri yang jadi Midas
karena dalam benak gw, Midas itu ya kayak Ali Shaw XD (kalo enggak ya Robert Sheehan deh). Dan yang jadi Ida adalah kalo gak Claire Danes, ya Clémence Poésy
Midas Crook, tinggal di St.Hauda's Land yang dingin dan bersalju seumur hidupnya. Ayahnya bunuh diri saat dia masih kecil, sehingga menimbulkan trauma tersendiri baginya. Namun, kesukaan Midas memotret sesuatu mampu menjadi penghibur hatinya. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis yang lumayan cantik, namun berwarna-monokrom bernama Ida MacLaird. Awalnya, Midas hanya ingin mengabadikan sosok Ida lewat kameranya, namun ternyata Ida menyimpan misteri besar dalam hidupnya. Sehingga, mau tak mau Midas membantu Ida menyelesaikan masalahnya, meski hal tersebut akan menguak luka-luka lamanya.
Buku ini menarik sebagai bacaan ringan. Karena dengan adanya tubuh yang berubah menjadi kaca, lembu bersayap ngengat, ubur-ubur dengan tentakel yang bercahaya, makhluk yang mampu mengubah apa yang dilewatinya menjadi seputih salju (meski gak dijelasin makhluknya apa) dan misteri-misteri lain di St.Hauda's Land.
Jujur aja, gw terhibur baca ini. Meski endingnya gak seperti harapan gw, namun sampe sekarang rasanya ceritanya masih berputar-putra di otak gw. Bahasanya pun dituturkan dengan sederhana, jadi menyenangkan sekali membayangkannya. Meski gak dijelaskan kenapa orang-orang tersebut berubah menjadi kaca dan makhluk putih itu masih belum ketemu, namun kisah Midas dan Ida sendiripun amat sangat romantis.
Kalo jadi film, gw malah pingin pengarangnya sendiri yang jadi Midas
karena dalam benak gw, Midas itu ya kayak Ali Shaw XD (kalo enggak ya Robert Sheehan deh). Dan yang jadi Ida adalah kalo gak Claire Danes, ya Clémence Poésy
boemisayekti wrote on Apr 25, '11
Iya dink, muncul inbox tp gak muncul waktu dibuka, maklum kurang jeli :D
|
rhehanluvly wrote on Apr 25, '11
covernya minimalis tapi bikin tertarik. Kayak buku - buku dongeng jaman dulu. Thx referensinya mbak
|
rhehanluvly said
sama-sama, neng Hani
awalnya aku juga beli karena tertarik covernya trus browsing review di Goodreads kok ya banyak yang suka dan ternyata emang bagus :D |
huweehehehhehe
*bisik-bisik : semoga ngobralnya gak murah-murah amat* -- de javu The Historian -- |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar