7/18/2016

10/5 stars -- THE CHILD THIEF - Sang Pencuri Anak


Genre : Fantasy, Retelling
Author : Brom

Retelling Peter Pan terbagus yg pernah gw baca. Ceritanya sangat gelap, berdarah-darah, penuh pembantaian, kemarahan, kemurkaan, putus asa, semua nafsu negatif yg mungkin bisa ditemukan dalam Kotak Pandora tergambar dengan apik dalam buku ini. Selain itu, settingnya bukan di Neverland, melainkan Avalon (iya...Avalon-nya King Arthur yg itu).

Peter yg ada di sini, bukanlah Peter yg kita kenal di versi Disney, yg lovable, tengil dan haus petualangan. Peter yg kita temui di sini, adalah bocah yg masa kecilnya dipenuhi kesedihan akibat tertolak dimana-mana, bahkan oleh keluarganya sendiri, Peter yg dibuang, dibenci dan dipukuli bahkan ketika masih berumur 6 tahun. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Lady Modron, sang penjaga Avallach, Peter menjadi bocah yg terobsesi untuk melindungi Avalon yg dicintai Lady-nya. Peter di bab-bab awal sepertinya memiliki karakter yg berbeda dengan Peter saat bab-bab akhir, maksudnya di awal kayaknya dia digambarkan sebagai bocah yg gemar bermain-main dan berpetualang, sama seperti Peter versi J.M. Barrie. Namun, di akhir, kita akan menemui Peter yg lebih "dark" dan "gloomy", terlepas dari motif di balik berbagai tindakannya.

Di satu sisi, gw melihat bahwa Nick malah yg lebih mendekati karakter yg mudah dicintai pembaca. Nasibnya baik di Manhattan hingga terbawa ke Avalon sulit sekali ditebak. Hampir kayak hero dalam manga, tokoh yg awalnya cuma kroco, ternyata menyimpan potensi yg besar, meskipun nggak terlalu menonjol. Malahan, mungkin pola pikirnya yg sangat masuk akal dari tokoh-tokoh bocah yg lain. (view spoiler) Mungkin juga karena Brom sendiri juga komikus, jadi munculny hero macam ini adalah formula wajib.

Tokoh lain yg mengundang simpatik, tentu saja Kapten Samuel Carver. Bisa dibilang, dia adalah musuh yg paling istimewa (sampe dibikin POV sendiri) dan paling waras dibandingkan Pemakan Daging yg lain, bahkan dari elf gendeng yg terobsesi sama babe-nya. Apalagi kalo liat illustrasi yg digambar Brom, sang Kapten yg nggak serem (bandingkan aja sama Si Pendeta).

Awalnya, gw kira buku ini buat anak-anak. Dan gw kira retelling-nya Grim yg dibikin oleh Adam Gidwitz udah yg paling dark. Ternyata buku ini jauh lebih gelap. Adegan potong memotong baik leher,kaki, tangan maupun anggota badan yg lain, sukses bikin perut mules. Belum lagi beberapa sexual scenes yg jauh dari konteks romantis (baca: sexual abuses macam percobaan perkosaan hingga perempuan digiring telanjang). Lalu pembantaian terhadap makhluk-makhluk baik yg magis maupun manusia biasa (bisa bayangkan yg semacam Tinkerbell diinjak pake sepatu kayak puntung rokok? Lalu sisa daging dan darahnya diusapin gitu aja ke batu atau rumput?). Yg semacam itu bertebaran dari awal sampe akhir. Jadi, gw pribadi sih...gak bakalan ngerekomendasiin ke anak di bawah 18 tahun.

Intinya, gw suka banget sama buku ini. Punya sudah lebih dari setahun yg lalu, ngidamnya sejak terbit (tapi harganya itu lhoooo...untungnya Gramed bikin fair dimana buku seharga IDR 150k ini hanya jadi IDR40k), dan gw ternyata disuguhi buku yg apik ciamik. Karakter jahatnya bisa bikin pembaca beneran pingin nggithes itu tokoh. Dan twistnya sungguh super (ya..karena gw sama sekali nggak bisa nebak haha, tau deh yg lain). Penjelasan Brom di akhir untuk menampilkan kisah ini berdasarkan cerita asli J.M Barrie (dimana mungkin sebagian besar dari kita nggak menyadari "dark"-nya kisah Peter Pan yg asli) menambah sensasi tersendiri. Plus illustrasi-illustrasi yg emejing parah. Entah karena authornya adalah komikus, jadi adegan demi adegan di buku ini kebayang lho kayak baca graphic novel. Oom Brom....aku pada-(karya)mu.


N.B: bukan spoiler sih. Tapi gak ada romance antara Peter dengan siapapun. Wendy ada, namanya ganti jadi Wendlyn (nongol sebentar, sekitar 8-an halaman). Dan si Sekeu...hmmm, Tiger Lily bukan sih?

Tidak ada komentar: